Pola Pikir, Motivasi dan Keluarga

Nah, disuatu forum, saya dan peserta lain disuguhkan dengan satu masalah. Ialah tentang pola pikir, motivasi dan keluarga.

Kasusnya adalah bagaimana hubungan antara ketiganya. Pada hal ini, bagaimana sangkutpaut ketiga hal itu terhadap perilaku anak.

Pola pikir merupakan pola dan pikir. Pola itu adalah metode, cara ataupun kebiasaan yang dijadikan acuan. Sementara pikir adalah ide ataupun kegiatan seseorang melihat sesuatu berdasarkan sudut pandangnya. Sehingga, menurut saya pola pikir itu adalah bagaimana cara ataupun metode yang biasa digunakan seseorang untuk menghadapi suatu hal menurut pandangannya. Pola pikir ini berasal dari hati nurani si empunya pola. Itu adanya akan tertanam kuat dihati dan pikirannya.

Lainlah jelas dengan motivasi. Motivasi adalah satu hal yang merupakan penggerak hati dan pikiran. Motivasi juga merupakan perilaku harapan. Artinya, semacam stimulan yang diberikan pada seseorang. Percis layaknya stimulan obat, motivasi bisa saja mempengaruhi hati dan pikiran, tapi juga dapat musnah sia-sia. Tergantung dengan si pemilik hati dan pikiran.

Sementara keluarga, ialah sebuah kumpulan orang dalam yang sejatinya memiliki kekuatan terbesar dalam mendorong dan menstimulan seseorang. Keluarga dapat memberikan pendapat terhadap kegiatan yang akan dilakukan salah satu anggotanya.

Dalam pandangan saya, pola pikir itu adalah kunci penggerak dari motivasi dan pengaruh keluarga. Kehadiran pola pikir justru yang menjadi kunci pokok dalam penerimaan motivasi dari keluarga. Pola pikirlah yang patutnya dibentuk sejak dini. Dipahamkan dengan hal-hal nalar yang melenturkan pola pikirnya.

Ketika seseorang dengan pola pikir positif, motivasi dari keluarga akan diserapnya dan dijadikannya sebagai pertimbangan. Namun, lain halnya dengan pola pikir yang keras. Terkadang, motivasi diabaikan begitu saja, tetap pada bagaimana keinginan hati dan dukungan pola pikir.

Sekuat apapun motivasi yang diberikan, ketika tidak sesuai dengan hati nurani dan pola pikir, akan menjadi sia-sia. Hal yang dikatakan mengubah pola pikir, itu berasal dari kesadaran hati dan pikiran sendiri. Kemudian, setelah itu barulah untuk memantapkan pola pikir diberikan motivasi sebagai stimulannya.

Jadi, pada dasarnya, pola pikir yang menjadi kunci. Bagaimana seseorang dapat menerima motivasi sebagai penggeraknya, itu akibat telah di bukanya pintu pola pikirnya. Ketika pola pikir ditutup rapat dan tidak ada keinginan untuk merubahnya, itulah jadinya kesia-siaan motivasi dari keluarga.

Pola pikir terbuka, motivasi dari keluarga akan dipertimbangkan. Semuanya berawal dari diri sendiri.

Comments