BIBIT MASA DEPAN

Keluguannya saat ini tak serta merta dapat dibiarkan. Kian hari ia akan mulai berfikir logika. Mulai mengerti keadaan lingkungannya. Dininya, ia berusaha memecah lugu menjadi pribadi yang memahami.

Nah, perjalanannya itu butuh panduan. Butuh guide. Si fulan pemilik lugu saat ini bisa saja nanti berubah menjadi negarawan peka atau malah menjadi remajawan rusak. Dua kemungkinan diatas pastilah yang baik yang diinginkan.

Mudah saja, dalam lugunya itu, ia menerima segala macam sugesti, menerima apapun yang diberikan. Setelahnya, direkam dan dilakonkan di saat ia remaja ke dewasa.

Apa sampai hati melihat lugunya sekarang menjadi rusak di zaman emasnya? Tega mendapatinya tak bertarget jalani hidup? Atau kalaupun sukses, sanggup melihat ia dipenjara karena korupsi.

Mereka butuh pengajaran dan dampingan. Sejatinya, sekecil apapun yang diberikan akan berguna di masanya menjadi pemuda. Langkah kecil sekalipun merupakan rangkaian yang harus dilewati untuk sampai ketujuan. Dilangkah-langkah kecil itulah dimulai pembentukan moral. Didalamnya diberikan dampingan dan kepedulian.

Lihatlah wajah polosnya. Tak ada beban, tak ada masalah. Hingga nanti waktu yang menggiringnya untuk berfikir, untuk menghadapi masalah.  Masalah Indonesia kan dihadapinya. Syukur kalau ia jadi pemudi taqwa, pemudi berkarakter. Indonesia akan digiringnya luar biasa. Bagaimana kalau malah kebalikannya? Ah, terkadang omongan dapat menjadi do'a.

Harapan besar bangsa sedang diembannya, tapi saat ini ia belum tau besarnya harapan itu. Mungkin, selepasnya remaja ke dewasa dia kan temukan harapan bangsa yang harus ditunaikannya.

Hebatnya, ketika seluruh anak negeri dicekoki dengan pendidikan karakter, aku tak bisa bayangkan bagaimana Indonesia masa depan akan menguasai dunia. Usia mereka baiknya mulai dipantau dan didampingi, jangan sampai lugunya tercoreng dengan tinta pemaksiat negeri. Sebab, mereka bibit masa depan.

Posted in Instagram @fadlimhdfadli

~eMFad

Comments