Persahabatan Adalah Proses

Sahabat dan teman. Dua sebutan yang kerap kita jumpai di lingkungan sosial. Yang baiknya diperhatikan, posisi keduanya berbeda. Lebih tinggi posisi seseorang ketika ditempatkan di area sahabat daripada teman. Nah, singkatnya, sahabat ini adalah teman yang sudah terseleksi.
Seperti hal-hal lain, sesuatu yang terseleksi itu akan lebih sedikit kuantitasnya daripada yang tidak terseleksi. Pun dengan sahabat. Mereka itu sudah terseleksi dan teruji kesolidannya. Pada akhirnya, jumlahnya hanya sedikit bagi tiap-tiap orang. Lain halnya dengan teman. Orang yang belum dikenal sekalipun, dapat meminta persetujuan pertemanan. Juga dengan mudahnya mengkonfirmasi pertemanan. Jadilah teman facebook. Tidak ada sahabat facebook. Begitulah cepatnya proses berteman. Tidak ada proses penyeleksian. Tidak ada proses 'penyelidikan'. Siapa saja bisa menjadi teman.
Itulah yang membuat jabatan teman lebih rendah daripada sahabat. Yang uniknya, tingkat keseganan dari seseorang akan lebih tinggi terhadap teman. Sementara pada sahabat, perilaku segan mungkin makin hari makin berkurang. Inilah sebabnya, ketika ingin tahu perilaku dan kebiasaan seseorang, tanyakan pada sahabatnya. Ia akan tau kelakuan si sahabat, tentunya secara jujur. Jadi, tidak ada kemunafikan ketika berada didepan sahabat. Dan akan banyak ditemukan pembohongan ketika berada disekitar teman.
Pada akhirnya, sahabat itu bisa dikosakan, mereka itu keluarga yang dipilih sendiri. Ya, secara biologis, keluarga itu telah dikepalai oleh orangtua dan disaudarai oleh kakak ataupun adik. Sudahlah menjadi kondisi mutlak. Namun sahabat itu adalah keluarga yang dipilih sendiri. Tak jarang orang mengkalimatkan kepada sahabatnya, 'kau sudah kuanggap saudara sendiri'.
Seiring dengan waktu, bisa saja posisi teman naik pangkat menjadi sahabat. Tapi, sejatinya, kita tidak tahu apakah teman itu sudah menjadi sahabat ataukah masih berstatus teman.
Adakalanya teman menjadi sahabat. Namun, tidaklah ada sahabat yamg menjadi teman. Nah, perubahan itu irreversible, bahasa ilmiahnya. Kurang setuju? Apa ada pernah jumpai sahabat yang jadi teman?
Nah, teman menjadi sahabat akan sering dijumpai. Seiring proses penyeleksian, kelamaan statusnya bisa saja menjadi sahabat. Beda halnya dengan sahabat menjadi teman. Tidak ditemukan. Mungkin, mereka yang kalian anggap sahabat pergi menjauh. Mereka melukai hati, mereka memfitnah atau apalah hal yang kalian anggap ianya berubah dari sahabat menjadi teman. Menyebabkan permusuhan atau kedekatan berkurang. Salah. Ketika mereka yang kalian anggap sahabat itu melakukan hal tersebut, artinya anggapan Anda salah. Mereka belum menjadi sahabat, melainkan sebatas teman.
Memang, bersahabat itu bukan melulu ada keakraban. Disaat tertentu, ada sesuatu hal yang dapat menghiasi akrabnya persahabatan dengan perselisihan. Ragam penyebabnya. Namun, yang dikatakan sahabat itu adalah, ada persatuan kembali, keakraban kembali setelah perselisihan. Bahkan seakan tidak pernah terjadi kontak kontra diantaranya.
Sehingga, saya pikir, sahabat itu adalah proses. Ya, teman menjadi sahabat adalah jalannya. Ketika Anda temui sahabat menjadi teman, anggapan Anda menyeleweng. Setiap sahabat akan berusaha keras untuk tidak turun menjadi teman. Kita akan tau apakan seseorang sudah menjadi sahabat ataukah masih sebatas teman seiring melihat proses persahabatan. Jadi dianggaplah, persahabatan adalah proses.

Comments